Senin, 17 November 2014

Malam ini terikat kuat batinku
Mengintipmu serasa tak terlihat

Jika angin membelai kerinduanku maka
Aku katakan tak surut cinta ini pd sosok Imamku
Aku bertanya 3x kali tak terjawab

Sungguh engkau muliakan yang mencintaimu
Sungguh engkau muliakan yang mengasihimu
Sungguh engkau muliakan keluargamu

Imamku , selamat malam
Semoga Yang Mulia selalu bersama kita,
Selalu dalam genggaman iman kita
Selalu mengasihi kita.
Semoga surga menunggu kita , tidak berdua
Tapi bersama sama.

Imam ku, titip rinduku pada bait kalam Ilahi
Memanggilku dalam keteguhan cinta

Jakarta,

Senin, 04 Agustus 2014

Aku baca Al Iklas
Aku ingin bersandar
Iklas bukan sekedar pada ucapan
Tanpa airmata lagi menerima takdir-Mu

Tak pernah aku tahu besuk,
Renungan masa lalu pun kadang tak aku pahami sepenuhnya

Semakin aku rindu pada-Mu
Ingin aku terbang ke rumahmu
Ketenangan selalu aku dapatkan di Baitullah
Ditempat itulah serasa aku berada dalam surga-Mu
Amat dekat dalam dekapan tubuh-Mu, lindungan-Mu

Jika hari ini aku memiliki semangat berlebih
Itu karena pemberian-Mu
Jika suatu saat aku lelah
Maka sesungguhnya Engkau beri waktu jeda bagiku
Jika aku berbagi kepada siapapun
Sesungguhnya Engkau Maha Mulia
Jika aku berkarya
Engkaulah yang Maha Berilmu
Jika aku menangis
Apakah itu Iklas atau berserah diri
Atau bahkan itu air mata pemberontakan akan takdir-Mu
Keluh kesah bahkan meronta memohon dan
Jika aku tak tahu, maka sujud terdalamku mencari jawaban atas kehendak-Mu
Tak pernah kutemukan jawaban dalam kata kata, tapi mata hatiku, pikiran dan nurani
Menterjemahkan dengan segala upaya untuk mampu memaknainya,

Pada akhirnya aku kembali
Dalam proses menuju kembali
Aku ingin melaluinya dengan segala kerendahan hatiku
Sungguh aku yakini Ke Esaan-Mu
Sungguh aku yakini Ke Maha Kuasaan-Mu
Sungguh aku yakini Kasih sayang-Mu
Sungguh aku yakini Kemurahan-Mu
Membawaku dalam Jannah yang terindah









Sabtu, 02 Agustus 2014

Kegelisahan itu memiliki dua sisi
Sisi pertama kecintaanku akan duniawi
Sisi kedua kecintaanku kepada sang Yang Pencipta

Diantara dua sisi ditengahnya ada lingkaran yang selalu berputar dan akan kembali lagi
diantara itu lah kita

Pagi ini hasrat kebencianku menggoreskan tinta merah
Jangankan menelponmu, menyebutmu saja lidahku sudah beku

Tak kuteruskan goresan pena ini
Tintanya membatu seperti ragaku
Tak mampu menyentuhmu


Jumat, 20 Juni 2014

Dengan menggandeng si kecil kau menjemputku melalui jendela rumah
Kenapa rumah kita bersebelahan ? sesaat aku terheran,
Mimpi itu tak kan kembali lagi, tapi aku merasakan kerinduan

Baru saja aku mengikis perlahan menipiskan nafsuku untuk berkomunikasi denganmu
Baru saja aku menyadari perlahan kebodohanku ..... terlambat ?
Baru saja aku menyadari takdir laki laki dan kodrat perempuan.... terlambat ?
Baru saja aku menyadari untuk wening sejenak

Mimpi itu bisa menipiskan kerinduanku sejenak
Tetap ada yang menghalangiku untuk melangkah
Menghilangkan jejak yang pernah kita lalui bersama

Mimpi itu akan kembali jika kerinduan itu tak tertahankan lagi
Hadiah terindah dari Tuhanku, yang setia membaca suasana hatiku

Tak terbatas ku ucap syukur dan sujud atas apa yg aku terima

salam dari Surabaya

Selasa, 17 Juni 2014

Tadi pagi, aku ingat saat aku meminta dengan tangisan kepada Tuhanku
Untuk tidak dipertemukan dengan mu, setahun yang lalu
kekawatiranku membelenggu ketakutan berhadapan denganmu

Sekarang ?
Doa apa lagi yg harus aku ucapkan ?
diberikan kekuatan menghadapi ketidak jelasan ?
atau yang sudah jelas bahwa titik berhenti sudah dimulai saat ini.

semoga tidak bertiup angin yang membuat nafasmu sulit diterka
kadang romantis mengundang penasaran
kadang angin panas yang membuat sakit hati
kadang kesejukan rohani yang membahagiakan

hari ini jangan ganggu kegalauanku dengan upaya ku melupakan segalanya
sampai ketemu di surga sayang..... aku tetap menantimu, sekalipun dalam ketidak pastian.


Minggu, 08 Juni 2014

Ternyata bagiku kau nomor dua dalam hidupku
Atau bahkan nomor 3, karena yang pertama tentu Tuhanku
Bergeser lagi menjadi nomor 4, karena nomor 3 ternyata Yepi anakku
Nomor dua tentu orang tuaku, kau belum berarti apa apa bagiku

Memberi semangat hidupku harus dari hatiku sendiri
Yang kau lakukan sedikit untuk mengubah kedekatanku bersama Tuhan

Akankah kau kembali yang bagiku tak berharap lagi
Diantara serpihan kerinduan yang berantakan tak tersisa lagi.

Sudah tak perlu peduli dengan apapun dalam kehidupanku
Tak perlu lagi aku lihat kehidupanmu di sana
Karena semua sudah selesai
Jika kau memulainya kembali maka kita tunggu biarkan Tuhanku yang menjawabnya




Melepas dengan sepenuh hati, tidak sekali ini
Coba jangan main main dengan apa yang akan kita niatkan
Jangan siksa batin ini dengan kebingunganmu

Tuhan kita ada diantara kanan mu dan kiriku
Sekali ini, kita pasti mampu
Jangan datang ketika aku tua dalam kesendirianmu
Karena semua sudah berakhir dan kau terlambat
Menghadiahkan kebahagiaan buatku

Karena semua yang ada sudah aku kirimkan ke Rumah Mulia
Rumah Tuhan yang ada di Raudhoh bersamaku.



Kamis, 05 Juni 2014

Jumat Mulia Bagi Kita

Setiap Jumat, sapaan mesra untuk minta doa
Doa yg baik baik saja dan itu untuk kita.

Fajar tadi aku lunglai bukan karenamu
Keiklasan yang bersandar pada ketaqwaan
Demikian Takdir tercipta, maka saat itulah aku akan siap menerima

Jika engkau datang, maka lupankanlah semua yang ada
Jika Jumat ini engkau masih berdoa untuk ku
Maka Kekasihku adalah Tuhanku yang Agung
Dirimu adalah orang suci
Turun bersandar pada bahuku, untuk aku cintai

Sejenak Tuhan menyapa, sapaan menguatkan batinku
Selalu siap berada dalam surga tanpamu, sendiri saja
Tidak mengapa karena keyakinaku bahwa Tuhan selalu dekat dalam urat nadiku, dalam detak jantungku
Pergilah,,,,,, istri dan anakmu menunggu

salam dari Raudhoh di Jumat Fajar

Rabu, 04 Juni 2014

Senja laut merah di tanggal 2 Juni, mengakhiri kenanganku 
Bersama Tuhan 12 hari bercengkerama di Raudhoh
Di Multazam yang agung dan mulia
Sekalipun segala asa kugantung di sana
Ingin bisa aku raih segera disini
Bersama kesetiaan, yang mengakhiri senja, 
Kesetiaan antara matahari dan rembulan

Ditepian laut merah, aku renungi, untuk melangkah selanjutnya
antara bersamamu dan bersama Tuhan kita. 
antara kesendirian dan kedamaian yang selalu tersisa
Ketika senja datang, disitulah kesetian rembulan hadir, ketika fajar datang matahari menggantikannya
Itukah rasa dan kerelaan.

Semoga setiaku padamu lebih rendah derajatnya dari kecintaanku pd Tuhan
Sehingga aku kuat melawannya, sehingga aku selalu siap kehilanganmu
Yang selalu samar datang dan pergi, tanpa pernah aku bisa raba wujudnya

ketika kesetiaan itu tak tergantikan maka disitulah kepasrahan aku titipkan pd Tuhanku
dan di Multazam itu keiklasanku berserah diri telah ditelah hari
Aku kembali bersama senja Laut Merah, menuju tanah airku
Semoga akan aku dapati waktu buat menemuimu.

salam dari Jedah.



Kamis, 22 Mei 2014

Tak bisa ditahan air mata keluar tanpa beban
ku katakan pada sahabatku di YPPI
kepergian pertamaku ke rumah mulia adalah seolah pulang dan siap untuk tidak akan kembali
kepergian keduaku adalah memandikan diri dari segala kotoran dosa dan kesalahan,
kejaiban terjadi untuk YPPI
kepergianku yang ke tiga adalah kegalauan hati untuk pribadi dan yppi
akankah kejaban akan kembali ?

penundaan jadwal keberangkatan dan hal lain selalu di syukuri
setiba di Abu Dhabi sangat menyanjung hati bahwa Tuhan mendengar doaku
tiga belas hari membawa keberkahan tersendiri
kerinduan akan yepi selalu menyelimuti diri

perjalanan kali adalah perenungan mendebarkan untuk menunggu apa yang terjadi

airpot abu dhabi menggoreskan hati , menunggumu dan menunggu hari esok
akan aku teruskan goresan ini lusa dan setiap ada waktu di tanah mulia.

tuhan selalu bersamaku, diantara dirimu yg semakin menjauh membawa kegalauan hati.

salam rindu dari tanah suci

Rabu, 21 Mei 2014

menuju pertengahan jalan

penerbanganku menebar kerinduan dari udara
sampai pada pintu Surga-Mu, kataruh cinta
Jika kau lewati batas pintu sampai pada Rumah Tuhan-Mu
maka akan kau jumpai seonggok rindu
dalam belahan jiwamu yang tercabik

betapa sayatan hati itu melukai kedalaman rasa sayangku
tak kau mengerti, jika kau tak mau berhenti
teruslah berlalu dengan segala ego dan rindumu
segumpal awan penyesalan akan mencair menjadi tetesan air mata

adakah sisa rasa membelai waktuku yg sedikit ini.
sampai pada tujuan dari separoh perjalananku
aku turun dan lelah terhenti
Tuhan...............
disini tempat Multazam, aku ucapkan seribu kata permintaan
satu diantaranya untuk kekasihku
yang tak akan mau singgah dalam dekapan pintu surgamu

Tuhan,,,,,,,,,,,,,,,jika demikian, tutuplah pintu itu
dan aku akan berada di dalamnya bersama -Mu
betapa tanpa dia,,,, kita selalu bisa bersama dalam sujud malam yg menggenang
kuatkan segala rasa untuk memulainya kembali, dan selalu bersama Tuhan-ku



Jumat, 16 Mei 2014

keyakinan itu harus dibuktikan
pembuktian itu butuh waktu

pada saatnya nanti jika Tuhan berkata
maka semua orang akan mencerca
kekuatan cinta yang akan meluluhkan segalanya

kau disampingku, pembuktian akan takdir
bahwa kita bisa bersama

sekalipun dalam surga yang berbeda
sudah ku katakan pada hatimu
sudah ku kirimkan seonggok bunga rindu
sudah kutabur benih cinta dalam rahim kehidupanmu
sumua sudah kau mengerti
semua sudah berarti
semua sudah memahami
keabadian cinta ini menjadi bukti

kau ucapkan kata ade, dalam kemesraanmu dimalam sunyi
sembunyi dalam bayang kehidupan nyata
yang selalu aku rasakan dalam detak jantung keabadian

salam dari masjidil haram
minggu depan aku disini

menjelang berangkat

aku segera kembali ke rumahMU
ada doa khusus dari kekasihku
untuk menyegerakan menunaikan setengah dari agama

dengan mu kah ? atau harus dengan siapa ?
itulah Tuhan,kenapa aku harus bermunajad kepadaMU
aku ingin bersama kekasihku, keraguan itu menggelisahkan jiwa batinku

jika tidak, maka ku titipkan rindu ini di pintu surgaMU
ketika dia pulang, sampaikan kepadanya
rindu ini menjadi abadi,
dan..............
aku berada disebelah surganya , sendiri

salam dari Nabawi untuk kekasihku