Senin, 04 Agustus 2014

Aku baca Al Iklas
Aku ingin bersandar
Iklas bukan sekedar pada ucapan
Tanpa airmata lagi menerima takdir-Mu

Tak pernah aku tahu besuk,
Renungan masa lalu pun kadang tak aku pahami sepenuhnya

Semakin aku rindu pada-Mu
Ingin aku terbang ke rumahmu
Ketenangan selalu aku dapatkan di Baitullah
Ditempat itulah serasa aku berada dalam surga-Mu
Amat dekat dalam dekapan tubuh-Mu, lindungan-Mu

Jika hari ini aku memiliki semangat berlebih
Itu karena pemberian-Mu
Jika suatu saat aku lelah
Maka sesungguhnya Engkau beri waktu jeda bagiku
Jika aku berbagi kepada siapapun
Sesungguhnya Engkau Maha Mulia
Jika aku berkarya
Engkaulah yang Maha Berilmu
Jika aku menangis
Apakah itu Iklas atau berserah diri
Atau bahkan itu air mata pemberontakan akan takdir-Mu
Keluh kesah bahkan meronta memohon dan
Jika aku tak tahu, maka sujud terdalamku mencari jawaban atas kehendak-Mu
Tak pernah kutemukan jawaban dalam kata kata, tapi mata hatiku, pikiran dan nurani
Menterjemahkan dengan segala upaya untuk mampu memaknainya,

Pada akhirnya aku kembali
Dalam proses menuju kembali
Aku ingin melaluinya dengan segala kerendahan hatiku
Sungguh aku yakini Ke Esaan-Mu
Sungguh aku yakini Ke Maha Kuasaan-Mu
Sungguh aku yakini Kasih sayang-Mu
Sungguh aku yakini Kemurahan-Mu
Membawaku dalam Jannah yang terindah









Sabtu, 02 Agustus 2014

Kegelisahan itu memiliki dua sisi
Sisi pertama kecintaanku akan duniawi
Sisi kedua kecintaanku kepada sang Yang Pencipta

Diantara dua sisi ditengahnya ada lingkaran yang selalu berputar dan akan kembali lagi
diantara itu lah kita

Pagi ini hasrat kebencianku menggoreskan tinta merah
Jangankan menelponmu, menyebutmu saja lidahku sudah beku

Tak kuteruskan goresan pena ini
Tintanya membatu seperti ragaku
Tak mampu menyentuhmu