Sabtu, 22 April 2017

menggenggam cinta

Menangis dalam hati itu serasa tajam menghujam
Ketajamannya menusuk ulu hati sampai serasa menuju kematian
saat itulah Tuhan menggenggam hatiku
menguatkan
menguatkan keyakinanku akan keabadian cinta yang kugenggam

kau bukan kesatria
sekalipun engkau orang baik yang ku kenal
engkau bukan memilih ku sekalipun engkau mencintaiku
engkau paham tapi tak mencoba memahami
aku tak butuh hadirmu dan cintamu
aku butuh bukti , engkau sebagai kesatria

yang aku tahu kau genggam cintaku
kau sembunyikan dalam tirani tajam menghujam
yang aku tahu engkau mencoba lupa sekalipun engkau gagal memulainya

Sabtu, 08 April 2017

entahlah

mana ada daun turun tanpa angin
sedang hatiku rindu bukan tanpa sebab
harus diam

menunduk membisu bukan tidak berbicara
menangis bukan karena tidak bahagia
bukan memanggilmu
bukan mengingatmu
bukan menunggumu

memeluk erat rindu supaya tidak layu
tidak ada angin yang membawanya pergi
ah,,, lama lama keyakinanku membeku
tak mampu memanggilmu kembali
tak risau atas namamu
tak lagi ada
tak tahu,

Menunggu

Gelap malam mengajakku bercanda
Pada kopi aku bicara
Pahit ?
Manisnya roti adalah kenangan bersamamu.
Senja di Sulawesi kala itu
Seperti nya ada ikatan antara cangkir dan kopi
Yg selalu menyatu.
Bersama gelap malam sekarang ini.
Cinta dan rasa berpadu.
Bisakah kita menikmati bersama
Pd waktu yg sama, meski tempat kita berbeda.
Jakarta padamu aku menunggu
Bersama secangkir kopi dan manisnya roti.
Gelap yg meleburkan rinduku
Tak mampu aku melahap roti
Tanpa manis cintamu yang telàh menyatu pd aroma kopi.
Jakarta, menyatukan rasa.