Selasa, 16 Mei 2017

HARI BUKU NASIONAL

Tidak banyak yang tahu tentang kenapa tgl 17 Mei ditetapkan sebagai Hari Buku Nasional. Itulah tanggal yang ditetapkan 37 tahun yang lalu atau ketika itu tahun 1980 berdirinya Perpustakaan Nasional. Perintis atau Kepala Perpustakaan Nasional Pertama almarhumah Ibu Mastini dan kemudian dilanjutkan Pak Hernandono, Pak Dady P Rahmananta, Bu Sri Sularsih dan sekarang Bp. Syarif Bando. Empat generasi kepeminpinan ini terus memperjuangkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Lahirnya UU no 43 tahun 2007 juga merupakan perjuangan panjang untuk mendapatkan legalitas  dan yang sekarang ini ditandai dengan bangunan megah di Jalan Medan Merdeka Selatan Sebagai perwujudan Perpustakaan Nasional kebanggaan masyarakat Indonesia.

Secara pribadi, kecintaan terhadap dunia perpustakaan ditandai dengan lahirnya Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia, sepuluh tahun lalu lahir di Ibu kota Jakarta. Sebelum mengawali kegiatan YPPI sudah hijrah di Surabaya dan terus berlanjut hingga tahun ke 8 dan 9. Kegiatan dilakukan diberbagai kota, dengan berbagai kegiatan mendukung perkembangan perpustakaan.Mulai dari hanya sekedar kampanye minat baca, hibah buku, mobil perpustakaan keliling, Pelatihan manajemen perpustakaan, Pengembangan perpustakaan desa, komunitas, sekolah sampai pada membuat Corner dan Pojok baca di banyak tempat. Dukungan CSR dari berbagai perusahaan sangat membantu mewujudkan literasi masyarakat. Itupun harus terus menerus dilakukan supaya berkelanjutan tanpa henti. Problem terbesarnya adalah memelihara resources yang ada, membina, mendampingi dan mengkader supaya resources yang ada mampu berkembang dengan baik, memiliki dedikasi dan loyalitas dalam mencerdaskan masyarakat.

YPPI terus berupaya berkontribusi dalam pengembangan perpustakaan di Indonesia, karya dan kreatifitas terus dilakukan bersama generasi muda yang memiliki passion dalam pemberdayaan masyarakat bidang literasi. Cakupan area kerja di seluruh wilayah Indonesia, bekerjasama dengan berbagai corporate. Yang sudah dilakukan adalah 12 unit Mobil Perpustakaan Keliling, 72 Corner di Universitas, 133 Pojok Baca dan Dongeng, lebih dari 30 Taman Bacaan Masyarakat, Pelatihan Manajemen Perpustakaan, dan masih banyak lagi yang dilakukan. Penghargaan yang diterima Nugra Jasa Pustaloka. Kesempatan Study Comparative di San Fransisco bersama The Asia Foundation dan beberapa kesempatan berkeliling Indonesia untuk penjurian Lomba Perpustakaan Desa Tingkat Nasional, Sudah lebih dari 50 ribu buku yang dihibahkan ke berbagai perpustakaan.Kampanye terus dilakukan, diantaranya 1000 kilometer 1000 buku untuk Indonesia,, yaitu membagi buku kepada penumpang kereta api sepanjang 1,000 kilometer dari Banyuwangi Jakarta.

Masyarakat Indonesia dalam berliterasi masih terus harus mendapatkan kemudahan akses buku, buku yang ada tak akan bermanfaat jika tidak di baca, di baca akan terasa bermanfaat jika di pahami dan jika di implementasi. Sehingga literasi adalah sebuah perwujudan gerak dari membaca, mengimplemntasi dan aksi nyata melakukan berbagai perubahan yang membawa dampak manfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Seberapa banyak yang beraksi, seberapa banyak yang peduli, seberapa lama memiliki komitment membangun literasi. Seberapa cerdas menyikapi apa yang terjadi. Akankan bangsa Indonesia ini mampu melaju bersama gerakan laju perkembangan dunia, dimana informasi dan literasi sangat lekat dalam kehidupan setiap manusia.

Dalam rangka hari buku, maka YPPI ingin katakan bahwa bukan lagi membudayakan minat baca, tapi sudah pada gerakan aplikasi apa yang di baca dengan bijaksana. Karena banjirnya informasi yang tak terfilter dan tak mampu dicerna akan bisa menghancurkan dunia. Bagaimana setiap insan manusia bijaksana dengan apa yang di baca dan apa yang mampu dilakukan untuk perubahan dunia. Dunia Literasi adalah kemampuan mencerna informasi dengan bijak atas apa yang harus dilakukan terhadap keselamatan dunia.

SELAMAT HARI BUKU NASIONAL --- Salam Literasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar